Hari ini adalah hari kelima wafatnya mantan presiden ke-4 Republik Indonesia, K.H. Abdurrahman Wahid atau yang biasa kita sapa Gus Dur. Walaupun sudah berganti hari, dan berganti tahun setelah kepergian Gus Dur, tapi kenangan dan rasa kehilangan dari masyarakat Indonesia akan sosok bijaknya, belum lah hilang. Ini lah yang disebutkan dalam sebuah pepatah lama, gajah mati meninggalkan gading dan harimau mati meninggalkan belang. Pepatah itu sangat cocok dengan kepergian Gus Dur yang tetap meninggalkan nama harumnya di bumi Indonesia.
Bangsa ini bersedih karena telah kehilangan sosok yang sulit ditemukan di zaman sekarang. Gus Dur adalah tokoh besar yang jujur, arif dan memiliki pemikiran yang cerdas, walaupun terkadang banyak ide dan sikapnya yang memicu kontroversi di masyarakat.
Mungkin hanya sebentar saja Gus Dur memimpin Indonesia, tapi peran dan jasanya atas negara ini tidak sedikit. Lihat saja upayanya untuk merangkul seluruh bangsa, mulai dari masyarakat pribumi hingga etnis minoritas. Karena menurut beliau, etnis minoritas juga merupakan bagian dari NKRI. Bukan itu saja, kemampuannya untuk menjaga pluralitas juga sangat bagus.
Contoh tadi hanya sebagian kecil dari jasa-jasa besar Gus Dur terhadap bangsa Indonesia. Kini duka dan kesedihan bukan hanya milik warga NU, bukan juga milik umat muslim Indonesia, tapi milik seluruh bangsa Indonesia, mulai dari lintas etnis, hingga lintas agama.
Memang Gus Dur telah tiada, tapi jasa-jasanya tidak akan pernah hilang. Dan kita bisa melihat itu semua dalam kesatuan dan persatuan yang utuh diatas segala perbedaan bangsa ini.
Selamat jalan Gus Dur, selamat jalan guru bangsa..
Bangsa ini bersedih karena telah kehilangan sosok yang sulit ditemukan di zaman sekarang. Gus Dur adalah tokoh besar yang jujur, arif dan memiliki pemikiran yang cerdas, walaupun terkadang banyak ide dan sikapnya yang memicu kontroversi di masyarakat.
Mungkin hanya sebentar saja Gus Dur memimpin Indonesia, tapi peran dan jasanya atas negara ini tidak sedikit. Lihat saja upayanya untuk merangkul seluruh bangsa, mulai dari masyarakat pribumi hingga etnis minoritas. Karena menurut beliau, etnis minoritas juga merupakan bagian dari NKRI. Bukan itu saja, kemampuannya untuk menjaga pluralitas juga sangat bagus.
Contoh tadi hanya sebagian kecil dari jasa-jasa besar Gus Dur terhadap bangsa Indonesia. Kini duka dan kesedihan bukan hanya milik warga NU, bukan juga milik umat muslim Indonesia, tapi milik seluruh bangsa Indonesia, mulai dari lintas etnis, hingga lintas agama.
Memang Gus Dur telah tiada, tapi jasa-jasanya tidak akan pernah hilang. Dan kita bisa melihat itu semua dalam kesatuan dan persatuan yang utuh diatas segala perbedaan bangsa ini.
Selamat jalan Gus Dur, selamat jalan guru bangsa..

3 komentar:
iya, gitu aja kok repot...
Itu ciri khas Gus Dur yang juga hrs ditiru bangsa Indonesia.
https://warnahijauw.blogspot.com/2019/09/43-ide-warna-emas-photoshop-warna-dasar.html?showComment=1606078215200#c4677053356162880105
Posting Komentar